MAKALAH FILOSOFI
DAN DASAR-DASAR KEPELATIHAN OLAHRAGA
Kode Mata Kuliah : IKO8301
(FILOSOFI STRATEGI
PELATIH BOLA VOLI)
Dosen Pengampu:
l. Prof. Dr. Tomoliyus MS.
2.Prof. Dr. FX. Sugiyanto, M.Pd.

Disusun Oleh :
Firmansyah Putra: 14711251078
PROGAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya
panjatkan kehadirat allah SWT, berkat rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya
alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Filosofi Strategi
Pelatih Bola Voli”. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
salah satu usaha yang dapat kita lakukan yaitu dengan memahami bagaimana Filosofi itu berpengaruh dalam berolahraga
memberikan kontribusi yang signifikan
untuk meningkatkan prestasi atlet. akhirnya makalah dengan materi pokok
“Filosofi
Strategi Pelatih Bola Voli” ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun sebagian tugas mata kuliah Filosofi
dan Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga.
Makalah ini mengungkap
beberapa bentuk pola formasi dan filosofi strategi bola voli. Karakteristik
yang harus diperhatikan dalam stategi yaitu jangka panjang, cepat, obyektif dan
subyektif, agar atlet mampu mengatasi masalah-masalah emosi dan mental lainnya
dalam pertandingan.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa substansi yang di bahas dalam makalah ini masih
banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang konstruktif sangat penyusun
harapkan di alamat email saya: Firmansyahuny@Gmail.com
untuk perbaikan makalah ini selanjutnya. Akhirnya, semoga artikel ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi pembaca dan pedoman bagi
mahasiswa konsentrasi kepelatihan kolahraga.
Yogyakarta,
Maret 2015
Firmansyah putra
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Secara sederhana
filsafat dapat di artikan sebagai suatu bidang kajian yang berusaha memahami
hakikat sesuatu secara mendalam. Demikian juga filsafat olahraga merupakan
kajian sebagaimana filsafat pada umumnya, berusaha untuk memahami hakikat,
mempersoalkan suatu isu secara kritis, guna untuk memperoleh pengetahuan yang
paling hakiki dalam bidang keolahragaan. Dalam bidang keolahragaan, ada
beberapa konsep dasar yang memerlukan pemahaman secara mendalam. Namun sebelum
itu, perlu diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud konsep.
Konsep adalah mental
image tentang suatu objek atau makna yang tertangkap berdasarkan ciri-ciri umum
yang terdapat pada suatu objek (lutan, 1992). Konsep merupakan satu atau
pengertian umum, yang biasanya disusun dengan satu kata, simbol atau tanda
(Chaplin, 1993). Konsep diartikan pula sebagai idea underlying a class of things; General nation (AS Hornby,
dkk.,1998). Jadi konsep sebenarnya merupakan label dari idea umum yang
mengintegrasikan beberapa elemen dari sumber yang berbeda kedalam suatu gagasan
tungggal. Contoh: seorang atlet bola voli yang mampu bergerak secepat-cepatnya,
dikatakan memiliki kecepatan dan kecepatan disebut konsep. Jadi kecepatan
sebagai suatu konsep diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan gerakan
secepat-cepatnya. Contoh lain, seorang atlet bola voli yang menunjukan
kelugasan dalam beradaptasi dalam lingkungan fisik dan sosial dipahami sebagai
konsep penyesuaian diri. Dengan begitu, penyesuaian diri di artikan sebagai
kemampuan untuk membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan
soaial yang diwarnai ide-ide akomodasi sosial dan konformitas.
Suatu
sistem memiliki jutaan komponen yang saling berkaitan satu sama lain secara
rapi dan teratur. Dilihat dari aspek fisik maupun psikis manusia merupakan
suatu sistem yang sempurna. Peroses kontak dengan dunia luar, dunia empirik
nyata berlangsung melalui tangkapan dan respon terhadap stimulus yang
sedemikian banyaknya yang dinyatakan dalam bentuk perilaku gerak.
Perilaku gerak dalam
permainan bola voli dilakukan memerlukan hubungan koordinasi yang amat
kompleks, cepat dan halus dari fungsi neurofisiologis-anatomis yang menyatu
dengan fungsi psikologis dalam hubungan fungsional yang amat teratur, sesuai
dengan ciri-ciri biologis manusia sebagai mahluk yang mampu memperbaharui
energi dan melaksanakan daur ulang, mengatur diri sendiri, kemampuan untuk
beradaptasi, serta mempertahankan keseimbangan atau homeostatis sebagai kata
kunci untuk survive.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut:
1.
Peran pelatih lebih dominan di
bandingakan atlit dalam pertandingan
2.
Strategi yang matang dan bagus akan
mempermudahkan menghadapi pertandingan.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah dan indentifikasi masalah, makalah ini hanya membatasi pada pembahasan “Filosofi
Strategi Pelatih Bola Voli”?
Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui “Filosofi Strategi Pelatih Bola
Voli”.
Manfaat
Makalah ini
dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi atlit, pelatih,
manajer, dan pencinta bola voli yang ada di dunia, serta teman seperjuanganku
yang ada di konsentrasi kepelatihan olahraga Pasca Sarjana universitas Negeri
Yogyakarta.
BAB
11
PEMBAHASAN
Filosofi
Permaian Bola Voli

![]() |
Dari
gambar diatas bola voli bisa kita jadikan suatu alat untuk mendewasakan anak
atau alat untuk mendidik anak dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
permainan bola voli. contohnya: nilai kerjasama percaya diri, tanggung jawab,
keberanian dan sportivitas. Selain itu ada beberapa tujuan yang bisa diharapkan
dari permaianan ini, yaitu:
1.
Tujuan utama yaitu membentuk anak didik
secara menyeluruh baik jasmani rohani maupun sosial.
2.
Diharapkan dengan kesegara jasmani
tercapai maka kecerdasan dalam bermain bola voli juga tercapai sehingga
kesegaran tubuh terjaga, dengan itu anak didik bisa belajar dengan sehat, dan
tercapailah kecerdasan anak.
3.
Bermain dengan unsur rekreatif atau
kesenangan dan sukarela melakukannya maka dengan bermain bola voli ini bisa
mendapatkan kepuasan.
4.
Bermain bola voli juga bisa dijadikan
terapi.
5.
Tujuan terakhir yang bisa dicapai dengan
bermain bola voli yaitu untuk meraih prestasi setinggi-tingginya.
Dari kelima tujuan di
atas, semuanya itu bisa didapatkan dengan bermain bola voli akan tetapi hal
tersebut juga tergantung tujuan dan usaha yang dilakukan. Untuk tujuan prestasi
segala usaha dan upaya pasti akan dilakukan tidak dengan mudah diraih, akan
tetapi butuh pengorbanan yang besar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk
meraihnya perlu adanya latihan intensif yang terprogram dan membutuhkan
pembinaan yang continu. Oleh karena
itu tujuan yang terakhir tersebut hanya diminanti oleh beberapa orang saja yang
benar-benar concern di bidang bola
voli saja.
Filosofi
Pelatih Bola Voli
Pelatih merupakan seseorang yang secara ikhlas, penuh tanggungjawab dan
mendedikasikan seluruh hidupnya bagi cabang olahraga yang ditekuninya. Melatih
merupakan panggilan jiwa yang tidak semua orang memiliki kemampuan dalam
melatih. Mantan atlet sekalipun belum tentu bisa menjadi seorang pelatih yang
baik. Latar belakang seorang pelatih sangat mempengaruhi kemampuan melatihnya,
semakin pelatih tersebut memiliki pengalaman dalam olahraga tersebut dan juga
didukung latar belakang akademisi maka semakin memperlancar tugas melatih yang
dilakukannya.
Seorang pelatih yang baik dituntut mampu mejalani profesinya dengan tidak
semata-mata bermodalkan dirinya sebagai bekas atlet, melainkan harus melengkapi
dirinya dengan seperangkat kemampuan pendukung yang penting, diantaranya adalah
kemampuan untuk mentransfer pengetahuan keolahragaannya kepada atletnya baik
dari segi teknik, taktik, maupun mental. Kemampuan untuk mengorganisir dinamika
mental atlet juga merupakan salah satu hal yang tidak boleh dilupakan untuk
dikuasai pelatih. Kemampuan tersebut ini akan terlihat dan teruji ketika
dirinya menghadapi suasana kompetisi atau situasi latihan yang penuh dengan
tekanan. Hanya pelatih yang memiliki filosofi yang kuat dan memilikikarakter
yang kuat yang mampu mengatasi kendala-kendala yang ada dalam proses latihan
atau kompetisi. Berikut 3 hal penting menurut (Reynolds, F: 2005) bagi seorang
pelatih yang ingin mengembangkan filosofi kepelatihannya, yaitu:
1. Kenali diri
anda sendiri, kelebihan, kekurangan dan bagian diri anda yang perlu dibenahi.
2. Memahami betul apa yang akan ditingkatkan atau dilatihkan,dan juga tantangan atau hambatan yang akan dihadapi.
2. Memahami betul apa yang akan ditingkatkan atau dilatihkan,dan juga tantangan atau hambatan yang akan dihadapi.
3. Memahami
karakter atlet, kepribadian mereka, kemampuan, tujuan, dan mengapa mereka
berada atau berlatih olahraga tersebut.
a. Kenali Diri Anda
Sebagai seorang pelatih bola voli kita butuh kejujuran, untuk
menyatakan bahwa kita memiliki kekurangan dan pasti kita memiliki kekurangan
tersebut sebagai manusia biasa. Kekurangan yang kita miliki perlu kita sikapi
dengan belajar lagi baik dengan peningkatan keilmuan maupun upgrade lisensi
kepelatihan yang dimiliki. Selain kekurangan kita juga harus paham pada sisi
apa kekuatan kita, dengan berfokus pada kekuatan kita maka akan memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi cara melatih apa yang sesuai yang akan kita
gunakan. Seorang pelatih pasti memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik
sebagai guru yang baik, motivator, akademisi, komunikator, atau mantan atlet.
Sebagai seorang pelatih hendaknya kita memiliki kemampuan dinamis, easy going,
memiliki kepekaan, terbuka dan frendly. Gunakan kemampuan atau kekuatan yang
pasti dimiliki oleh tiap-tiap pelatih demi keuntungan anda. Memahami dan
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan kita sebagai pelatih membutuhkan waktu
yang lama, dimana sisi yang diamati di antaranya adalah: moral, nilai-nilai,
dan kepercayaan. Pelatih akan lebih baik jika mampu mengadaptasikan dan
mentransferkan baik itu, moral, nilai-nilai dan juga kepercayaan yang
diyakininya sehingga style atau gaya seorang pelatih tersebut bisa disampaikan
kepada atlet yang dilatihnya. Hal ini bertujuan apabila kita ditanya apa yang
anda latihkan kepada atlet dan kenapa anda menjadi pelatih, apa yang anda
sampaikan dan transferkan kepada atlet, tujuan apa yang akan anda coba raih
dalam proses latihan.
b.
Memahami siapa yang dilatih,
apa yang akan dilatihkan, dan tantangan yang akan dihadapi
Dalam hal yan paling penting melatih atau proses latihan adalah memahami
konteks. Konteks latihan dalam hal ini adalah siapa atletnya (atlet pemula,
junior atau senior), tujuan latihannya apa, dan tantangan yang akan dihadapi
baik saat proses latihan maupun kompetisi nantinya. Pelatih harus paham betul
usia atlet, jenis kelamin, dan juga level kemampuannya. Berapa waktu yang
dimiliki oleh atlet dan juga pelatih dalam menyiapkan suatu kejuaraan atau
untuk menentukan proses latihan. Seperti apa program pengembangan kemampuan
bagi atlet yang kita rancang dan kita ukur sehingga kita bisa memprediksi
pencapaian target latihan yang kita rencanakan. Tentu saja kita sebagai pelatih
harus bekerjasama dan membutuhkan dukungan dari ahli-ahli bidang terkait, di
antaranya: psikologi, nutrisi, dan bio mekanik. Dukungan lainnya juga sangat
dibutuhkan yaitu dana, fasilitas, alat baik dalam proses latihan maupun
kompetisi. Pelatih harus jelas menentukan tujuan jangka pendek, menengah atau
panjang bagi atletnya. Pelatih harus memahami tantangan atau lawan yang akan
dihadapi dalam kejuaraan nanti, jika dalam suatu tim punya tim
khusus/monitoring (spy) bagi lawan-lawan yang akan dihadapi ini sangat
membantu. Manfaatnya adalah kita bisa memahami betul peta kekuatan maupun
kelemahan lawan-lawan yang akan kita hadapi, sehingga persiapan program khusus
untuk menghadapi lawan yang berbeda-beda kemampuan dan karakteristiknya kita
sudah tidak ada kendala lagi. Dengan bisa memahami kendala yang sering terjadi
dalam penyiapan program misalkan kekurangan dana, alat, fasilitas,
hendaknya pelatih dapat mencari solusi yang terbaik, baik mencari sumber dana
(donatur) atau bekerjasama dengan pihak terkait untuk bisa membantu dalam
penyiapan atlet. Pelatih harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang
tua atlet, karena sumber dana juga bisa kita gali salah satunya dari orang tua
atlet. Namun perlu hati-hati jika meminta dana dari orang tua atlet, bukan berarti
harus ada imbal baliknya, sehingga profesionalisme dan juga filosofi pelatih
disini sangat memegang peran penting.
c.
Memahami atlet anda,
kepribadian, kemampuan, dan tujuan mereka berlatih olahraga
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan atlet dengan
pelatih. Sebagai pelatih kita sebaiknya harus meluangkan waktu secara individu
dengan atlet, untuk menggali informasi secara dalam tentang kepercayaan,
nilai-nilai atau sifat-sifat dasar, tujuan dan mengapa mereka berkecimpung
dalam proses latihan yang kita lakukan. Apabila sebagai pelatih kita tidak
memiliki kemampuan tersebut maka akan banyak kendala, dan mungkin tujuan bagi
atlet yang direncanakan tidak akan tercapai. Sebagai seorang pelatih kita
merupakan contoh atau model yang memiliki pengaruh sangat besar bagi atlet. Hal
yang paling sulit namun bisa dilakukan atau diperoleh dengan kesabaran adalah
mencocokkan atau melinkkan filosofi seorang pelatih kepada atletnya, biasanya
pelatih yang ndak mau mempelajari karakter atlet-atletnya maka akan kesulitan
mendapatkan koneksi ini. Hal penting yang perlu dipahami adalah kekuatan dan
kelemahan atlet kita, yaitu seberapa kemampuan atau skillnya. Kemudian dari
data tersebut kita rancang dengan elegan bagaimana upaya peningkatan kemampuan
yang akan dicapai.
Berdasarkan 3 hal di atas, upaya pengembangan filosofi kepelatihan yang
kita miliki harus benar-benar kita perhatikan, hal ini sangat penting karena
tidak sedikit pelatih-pelatih bola voli khususnya yang belum secara jelas paham
tentang filosofi kepelatihannya, sehingga dampak yang bisa dilihat adalah
paradigma di lapangan yaitu atlet memiliki prestasi yang bagus, namun sikap,
moral dan kepribadian atlet sangat berkebalikan.
Melatih (Coaching)
Melatih adalah profesi sehingga seorang pelatih harus
memiliki perangkat-perangkat keprofesiannya meliputi: Ahli pada bidangnya,
terikat dalam sebuah organisasi profesi (Kesejawatan) dan memiliki tanggung
jawab profesi yakni mengembangkan dan menerapkan ilmu pelatihan sehingga mampu
membantu atlet untuk menyandang predikat
juara. Gambarannnya:

Melatih merupakan penyedian bantuan yang di atur bagi atlet atau sekelompok
atlet dalam rangka menolongnya untuk mengembangkan dan meningkatkan dirinya.
Kegiatan coaching meliputi:
1.
Mengajar
Mengajar berarti menyampaikan bahan ajar atau mentransfer pengetahuan atau keterampilan
kepada olahragawan sehingga semula tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak
bisa menjadi bisa melakukan sesuatu.
2.
Melatih
Melatih menyampaikan bahan latihan atau mentransfer keterampilan kepada
olahragawan, sehingga meningkatkan kemampuan seseorang dari tingkat sekedar
bisa menjadi terampil untuk melakukan sesuatu.
3.
Memberikan instruksi
Dalam proses berlatih-melatih, seseorang pelatih bertugas memandu,
mengarahkan, memotivasi olahragawan sehingga mampu menguasai keterampilan.
4.
Menyediakan kebutuhan atlet
Untuk menunjang keberhasilan proses berlatih-melatih, seorang pelatih juga
dituntut menyediakan kebutuhan atletnya, baik kebutuhan fisik, fsikis maupun
sosialnya. Sehingga olahragawan tersebut dapat berkembang secara menyeluruh
baik pengetahuan, keterampilan, serta sikap, termasuk cipta, rasa serta
karsanya.
Tugas Pelatih
Dalam proses berlatih melatih
seorang Coach (Pelatih) memiliki
tugas dan peran yang amat penting. Menurut Wats (1991): Task of the coaach is to help the athlete to achieve execllence. Tugas
seorang pelatih membantu atlet untuk meningkatkan kesempurnaanya. Pelatih
memiliki tugas yang cukup berat yakni menyempurnakan atlet sebagai mahluk multi
jasmani, rohani, sosial, dan religi. Sehingga jika ada seorang atlet menjadi
juara dalam berbagai even, namun perilaku sehari-hari tidak sesuai dengan norma
kehidupan masarakatnya maka hal tersebut merupakan salah satu kegagalan seorang
Coach dalam bertugas. Gambaran
Sempurna:
® Jasmani: Sehat, Bugar, Terampil, Biomotor.
® Rohani: Kepribadian, Motivasi, Percaya Diri, Disiplin,
Kemandirian, Jujur.
® Sosial: Kekompakan, Tenggang Rasa, Taat Aturan, Hargai
Orang Lain.
® Religi: Ketaqwaan, Menang-Kalah Karenanya.
Peran Pelatih
Peran yang harus diemban pelatih cukup berat dan
sangat beragam, berbagai peran harus mampu dikerjakannya dengan baik, seperti
dikemukakan oleh Thomson (1993) pelatih harus mampu berperan sebagai: Guru,
Pelatih, Motivator, Penegak, Disiplin, Manejer, Administrator, Agen Penerbit,
Pekerja Sosial, Teman, Ahli Ilmu Pengetahuan (Sain) dan sebagai Mahasiswa secara terperinci. Gambaran Peran:
® Guru:
Menanamkan pengetahuan, skill dan ide-ide
® Pelatih:
Meningkatkan kebugaran
® Instruktor:
Memimpin kegiatan dan latihan
® Motivator:
Mempelancar pendekatan yang positif
® Penegak
Disiplin: Menentukan sistem hadiah dan hukuman
® Manajer:
Mengatur dan membuat rencana
® Administrator:
Berkaitan dengan kegiatantulis menulis
® Agen
Penerbit: Bekerja dengan media massa
® Pekerja
Sosial: Memberikan nasehat dan bimbingan
® Teman:
Memberikan bimbingan
® Ahli
Sain: Menganalisa, mengevaluasi dan memecahkan masalah
® Mahasiswa:
Mau mendengar, belajar dan menggali ilmu
Strategi
Kata
“Strategi” berasal dari turunan kata
bahasa Yunani “Strategos”, yang dapat
diterjemahkan sebagai “komandan militer” pada zaman demokrasi Athena.
Berbagai Pengertian Strategi:
1. Menurut Alfred
chandler:
(The determination of the basic long-term
goals and objectives of an enterprise, and the adoption of courses of action
and the allocation of resources necessary for carrying out these goals). Strategi
adalah penentuan tujuan jangka panjang dasar dan tujuan perusahaan, dan
adopsikursus tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut.
2. Menurut James crian quin:
(The pattern or plan that
integrates an organization’s major goals, policies, and action squences into a
cohesive whole). Strategi adalah pola atau rencana
yang mengintegrasikan tujuan organisasi besar,
kebijakan, dan tindakan menjadi satu kesatuan yang utuh.
3. Menurut Henry
mintzberg :
(A pattern in a stream of decisions or actions). Strategi adalah sebuah pola aliran keputusan atau tindakan.
4. Menurut penulis:
Strategi adalah suatu
system dan konsep yang tersusun secara efektif dan terencana dengan menggunakan sebuah pengambilan aliran pola keputusan yang tepat.
Jenis-Jenis
Strategi
1. Strategi Jangka Panjang
Strategi yang
disusun sebelum pertandingan, meliputi pengamatan terhadap lawan, menemukan
kekuatan dan kelemahan lawan, menyusun pola yang cocok untuk mengatasi lawan
termasuk mempersiapkan fisik dan mental atlet.
2. Strategi cepat
Strategi yang
disusun pada awal pertandingan, penjajagan terhap kemampuan lawan, contoh:
sebelum pertandingan bola voli dimulai biasanya pemain pemanasan untuk mencoba
bola, saat itulah pemain mengukur kemampuan lawan. Strategi cepat dalam voli
pada set awal pemain belum mau melepas serangan, pemain hanya bertahan dalam
rangka menjajagi kecepatan dan kekuatan serta gaya bermain lawan, dengan
langkah tersebut pemain bola voli akan menyusun strategi untuk mengalahkan
lawan.
3. Strategi (Obyektif and Subyektif)
Strategi
obyektif berhubungan dengan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh atlet itu
sendiri pada aktivitas tertentu. Sedangkan strategi subyektif berhubungan
dengan pengambilan keputusan dan muslihat selama pertandingan berlangsung.
Berikut dibawah ini beberapa keterampilan khusus untuk mencapai keberhasilan
strategi subyektif antara lain:
a. Keputusan Pribadi (Personal judgment)
Keputusan
pribadi atlet berperan penting untuk memenangkan pertandingan, keputusan
tersebut diambil atas dasar kemampuan diri, tim maupun kemampuan lawan.
b. Tempo Permainan (Rytm)
Tempo
atau irama permainan sering digunakan sebagai cara menerapkan strategi,
menghadapi lawan dengan tempo permainan cepat dihadapi dengan permainan lambat
agar menganggu konsentrasinya.
c.
Komunikasi (Comucation)
Komunikasi antar
anggota tim yang efektif sangat diperlukan dalam bermain, bentuk komunikasi
umumnya menggunakan bahas verbal-singkat atau bahasa isyarat.
d.
Gerak Tifu (Feinting)
Gerak pura-pura
dikuasi oleh pemain, guna menguasai jalannya permainan sehingga mempermudahkan
penerapan strategi.
Strategi Permainan Bola Voli
Strategi adalah salah satu faktor terpenting yang memiliki pengaruh besar
dalam setiap aktivitas kehidupan. Begitu juga pada olahraga permainan bola
voli, strategi menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan. Setiap
kali akan melakukan sebuah pertandingan, setiap tim pasti sudah terlebih dahulu
mempersiapkan strategi mereka masing-masing. Bahkan, strategi juga selalu
digunakan dalam setiap pertandingan latihan. Strategi merupakan rancangan
langkah-langkah yang sudah diprogram atau direncanakan, yang akan dilakukan
ketika mengikuti sebuah pertandingan.
Spesialisasi Pemain
setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain. Sesuai
dengan posisi tersebut, maka setiap pemain memiliki peran yang harus dijalankan
masing-masing. Meskipun pada dasarnya setiap pemain harus mampu memainkan peran
pada setiap posisi, namun masing-masing pemain memiliki spesifikasi tersendiri.
Ke-5 posisi yang terdapat pada permainan bola voli tersebut adalah setter, left
side hitter atau outside hitter, middle hitter atau middle blocker, right side
hitter, dan libero.
a. Toser (Setter)
Setter adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk penyerangan.
Bola kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan menempatkan
bola di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian, setter dan
attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus memiliki
kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan di spike.
Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu bergerak
dengan cepat di area permainan.
b. Libero
Jika kita memperhatikan sebuah pertandingan bola voli, maka pada setiap tim
kita akan melihat seorang pemain yang menggunakan seragam yang berbeda dengan
semua pemain di timnya. Pemain dengan seragam yang berbeda itulah yang disebut
dengan libero. Dalam bahasa Italia, libero mempunyai arti “bebas”. Sesuai
dengan nama tersebut, maka libero adalah pemain yang dapat secara bebas
mengambil alih peran pemain yang lain. Namun, dalam sebuah pertandingan, libero
tidak boleh memiliki dua posisi atau berganti posisi. Seorang pemain yang telah
diposisikan sebagai libero, tidak boleh berganti posisi menjadi spiker atau
yang lain dalam sebuah pertandingan. Meskipun ia dapat mengambil alih peran
pemain-pemain yang lain, namun posisinya adalah tetap sebagai seorang libero
sampai pertandingan berakhir. Pada dasarnya, libero bertugas untuk menerima
serangan-serangan (spikes) yang dilakukan oleh attacker tim lawan. Berdasarkan
fungsi utama tersebut, maka seorang libero tidak harus memiliki postur tubuh
yang tinggi seperti pemain yang lain. Hal ini karena seorang libero tidak
bermain di area yang dekat dengan net. Yang paling ditekankan bagi seorang
libero adalah kualitas pass yang baik, memiliki kecepatan gerak yang tinggi,
dan tentu saja harus memiliki stamina yang baik.
c. Blocker Tengah (Middle bolcker) atau spiker tengah (Middle hitter)
Middle blocker adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan
attacker dari tim lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai
seorang spiker. Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.
d. Spiker Luar (Outside hitter)
Outside hitter adalah seorang attacker yang melakukan spike dari sisi kiri
lapangan. Disebut “Outside hitter”, karena ketika hendak melakukan spike,
pemain ini biasanya selalu mengambil awalan dari luar garis samping lapangan.
e. Spiker Kanan (Right
side hitter)
Right spike hitter adalah lawan dari Outside hitter. Pemain ini menempati
posisi yang berlawanan dengan Outside hitter, yaitu di sebelah kanan. Spike-pun
dilakukan dari sebelah kanan. Biasanya, Right side hitter adalah salah seorang
pemain yang paling banyak melakukan spike dalam sebuah pertandingan bola voli
dibandingkan dengan pemain-pemain yang lain.
Jenis-Jenis
Formasi Menyerang
1. Formasi 4 - 2 Bola Voli adalah formasi dimana pada tim
tersebut terdapat 4 orang pemain yang akan berperan sebagai smasher/spiker dan dua orang lainya akan berperan sebagai setter (set-upper).Pada
formasi ini, setter biasanya akan
melakukan set dari posisi tengah depan lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan set dari posisi
depan sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini, maka sebuah tim
akan selalu memiliki dua orang smasher/spiker pada bagian depan.
2. Formasi 4-1-1, hanya ada satu orang pemain yang
bertindak sebagai setter dan satu
orang bertindak sebagai universaler
selalu berlawanan. Universaler dapat
berperan sebagai pengumpan pada saat posisi di depan tetapi umpannya tidak
lebik baik dari setter. Selain itu universaler mempunyai smash lebih baik
dari pada setter. Sehingga pada
posisi universaler di depan maka tim
akan mempunyai 2 orang pemain yang akan berperan sebagai setter dan 3 orang pemain yang akan berperan sebagai smasher/spiker.
3. Formasi 5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan
bertindak sebagai setter. Ketika setter berada diposisi depan (baris
depan), maka tim tersebut akan memiliki 2 orang pemain yang akan berperan
sebagai smasher/spiker. Sedangkan ketika setter
berada di barisan belakang, maka tim tersebut akan memliki 3 orang pemain yang
akan berperan sebagai smasher/spiker.
Filosofi
Menurut (Djoko pekik: 2002) filosofi strategi yaitu:
1.
Dikerjakan sebelum bertanding.
2.
Peran pelatih lebih dominan.
3.
Observasi kekuatan calon lawan.
4.
Kegiatan berbentuk:
® Observasi
kelemahan dan kelebihan lawan.
® Latihan
secara efektif dan efisien untuk memantapkan pola dan sistem bermain.
® Adatasi
terhadap lingkungan.
® Pemecahan
masalah berdasar dugaan
Filosofi
saya dalam permainan bola voli yaitu:
Filosofi
Strategi Menyerang
Dalam
bermain bola voli strategi yang bagus yaitu: strategi yang menggunakan metode penyerangan
yang bisa menghasilkan peyerangan yang berkualitas sekaligus mematikan, dan
tentunya menghasilkan nilai. Dalam metode ini identik dengan pukulan yang keras
atau disebut juga dengan smasher/spiker
karena yang menjadi pokok utama adalah smasher/spiker
dalam menyerang yang dapat merobek-robek pertahanan lawan. Agar terciptanya
strategi menyerang yang bagus perlu di dukung dengan kecepatan (Speed), kekuatan (Streng), ketahanan (Endurance),
fleksibilitas, koordinasi, dan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan waktu bertanding. Sehinnga hasil yang hendak dicapai melalui
latihan tersebut adalah memenangkan setiap pertandingan. Cara ini dapat dicapai
dengan strategi menyerang yang berpariasi dan kompetitif. Dalam strategi
menyerang gunakanlah pola formasi (3-2-1) dahulunya formasi ini formasi
bertahan seiring dengan perkembangan zaman formasi ini saya kembangkan menjadi
formasi menyerang. Gambaran fomasinya:






















Pada formasi (3-2-1)
ini, hanya ada satu pemain yang bertindak sebagai libero yang tugasnya menjaga pertahanan dan memberikan umpan matang,
kelima pemainnya adalah smasher/spikerr.
Tetapi kelima pemain smasher/spiker
tersebut terdapat dua setter yang
serba bisa (all round player/multi
talented) guna supaya dalam strategi meyerang susah di baca oleh pemain tim
lawan. Ketiga smasher/spiker lainnya
yeng bertugas sebagai spesialisasi: penyerang
bola cepat (quicker), penyerang bola
tinggi yang terbuka (open spik), dan
penyerang bola belakang (rear attacker). Agar terlaksananya strategi
menyerang dalam pola formasi (3-2-1) perlu diketahui dasar-dasar pendekatan
dalam menyerang bola voli yaitu:
Dasar-Dasar
Pendekatan Dalam Starategi Menyerang Bola Voli
1.
langkah yang cepat dan kuat.
2.
perubahan posisi yang tepat.
3.
komunikasi antar pemain dalam
pengambilan keputusan yang tepat.
4. posisi kaki yang benar sebelum take off
atau posisi kaki kiri selalu di depan untuk yang tidak kidal.
5. jumping atau melompat dengan kedua
kaki penuh.
6. posisi tangan yang sudah siap dalam kondisi untuk
memukul yaitu ketika anda melakukan lompatan tangan yang digunakan untuk
memukul sudah pada posisi siap diatas untuk memukul bola. karena ini akan
menentukan seberapa cepat dan kuat ayunan tangan yang akan anda lakukan
sehingga menghasilkan power yang maksimal dan yang tak kalah penting untuk menghasilkan
pukulan yang keras dan mematikan.
Pola
Penyerangan
Dalam permainan bola voli berhasil
atau tidaknya suatu penyerangan sebagian besar bergantung dari pemberian bola
pada pemain penyerang yang bersangkutan. Seorang penyerang dapat dikatakan
mahir dalam melakukan serangan apabila ia memiliki kualitas berikut ini.
1.
Dalam melakukan penyerangan cukup luwes dan
tidak kakuh dengan satu tipe penyerangan saja (mononton)
2.
Pandai meloncat
3.
Dapat memukul bola dengan keras
4.
Dapat menjangkau bola jauh-jauh
5.
Mempunyai daya observasi yang tinggi terhadap
kemampuan lawan
BAB
III
KESIMPULAN
Filsofi
dapat di artikan sebagai suatu bidang kajian yang berusaha memahami hakikat
sesuatu secara mendalam. Demikian juga filosofi strategi pelatih olahraga bola voli
merupakan kajian sebagaimana filosofi pada umumnya, berusaha untuk memahami
hakikat, mempersoalkan suatu isu secara kritis, guna untuk memperoleh
pengetahuan yang paling hakiki dalam bidang keolahragaan yang di tekunin.
Seorang pelatih yang bagus harus mempunyai filosofi tersendiri di dalam kajian
olahraga yang ditekuninya
Bola voli merupakan olahraga permainan yang
dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang
pemain. Terdapat pula pengembangan Bola Voli menjadi; variasi permainan bola
voli pantai yang masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain.
Strategi adalah suatu
system dan konsep yang tersusun secara efektif dan terencana dengan menggunakan sebuah pengambilan aliran pola keputusan yang tepat. Agar terciptanya
strategi yang bagus Seorang pelatih bola voli harus:
1. Mengetahui konsep
dasar-dasar strategi yang akan di gunakan.
2. Pola penyerangan.
3. Jenis-jenis strategi
menyerang.
4. Spesialisasi pemain.
5. Sistem bermain.
6. Prilaku gerak waktu
bermain. dan
7. Karakter atlet setiap
individu di dalam permainan bola voli untuk memudahkan pembentukan strategi di
dalam setiap pertandingan-pertandingan yang akan tiba.
Seorang pelatih bisa
berfilosofi harus bisa:
1.
Kenali diri sendiri.
2.
Memahami siapa yang di latih, apa yang
akan dilatihkan, tantangan yang akan dihadapi.
3.
Memahami atletnya, kepribadiannya,
kemampuannya, dan tujuan mereka berlatih olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Husdarta.
(2010). Sejaran dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta.
Djoko pekik. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta:
Diktat
Bompa,
Tudor O. (1994). Power Training for Sport: Plyometrics for Maximum Power
Development. Canada: Mosaic press
Bompa,Tudor
O. (2000). Total Training For Young Champions..USA. Champaign II: Human
Kinetics
Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam
coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sujarwo. (
2013). Volley Ball For All. Yogyakarta: https//yusovolley.com
Efendi. (2007).
Strategi. Bandung: https://strategika.wordpress.com
Engkos
kosasi. (1983). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika